Daerah  

Cuaca Panas di Malang Raya, Suhu Tertinggi di Lamongan dan Surabaya


Cuaca di Malang Raya Terasa Lebih Panas Akibat Fenomena Kulminasi Utama

Cuaca di wilayah Malang Raya, yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, terasa lebih panas dan terik dalam beberapa hari terakhir. Hal ini disebabkan oleh fenomena kulminasi utama, yang memengaruhi kondisi iklim di daerah tersebut.

Fenomena ini terjadi ketika matahari berada pada posisi tertinggi di langit, sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa adanya hambatan dari awan. Akibatnya, suhu udara meningkat secara signifikan, dan kelembapan menjadi lebih rendah.

Menurut Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang, Linda Fitrotul, fenomena kulminasi utama memengaruhi pembentukan awan. “Karena tidak ada tutupan awan, cahaya matahari langsung mengenai permukaan bumi, sehingga membuat cuaca lebih panas dan kering,” jelasnya.

Suhu udara di wilayah Malang Raya sebelumnya berada di kisaran 27 hingga 28 derajat celsius. Namun, setelah terjadinya kulminasi utama, suhu naik menjadi antara 30 hingga 31 derajat celsius. Meskipun demikian, Linda menilai bahwa kenaikan suhu ini masih bisa dikatakan normal. “Suhu tertinggi saat kulminasi tercatat di Lamongan dan Surabaya, yaitu antara 36 hingga 37 derajat celsius,” tambahnya.

Selain memengaruhi suhu, fenomena kulminasi utama juga menyebabkan pergeseran musim hujan. Biasanya, wilayah Malang Raya sudah memasuki musim hujan pada akhir September. Namun, karena adanya fenomena ini, musim hujan bergeser menjadi pertengahan Oktober.

Namun, berdasarkan pantauan BMKG Malang, fenomena kulminasi utama kini mulai mendekati akhir. Kondisi cuaca mulai kembali stabil dan normal. “Pembentukan awan sudah mulai masif, dan hujan telah terjadi meski hanya di beberapa wilayah Malang saja,” ujar Linda.

Beberapa dampak lain dari fenomena ini adalah peningkatan intensitas sinar matahari yang langsung mengenai permukaan bumi, serta pengurangan jumlah awan yang dapat menghalangi sinar matahari. Hal ini juga berdampak pada aktivitas masyarakat, terutama dalam hal perlindungan diri dari paparan sinar matahari yang kuat.

Meskipun cuaca terasa lebih panas, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan. Menggunakan pelindung matahari, minum air secukupnya, serta menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko dehidrasi dan gangguan kesehatan akibat panas.

BMKG juga terus memantau perkembangan cuaca di wilayah Malang Raya. Dengan adanya peningkatan pembentukan awan dan hujan, kondisi cuaca di daerah ini diperkirakan akan kembali stabil dalam beberapa hari ke depan.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *