Daerah  

AS Hentikan Dana untuk Aliansi Vaksin Global Gavi



Jakarta, IDN Times

– Amerika Serikat (AS) akan menghentikan seluruh pendanaan untuk aliansi vaksin global, Gavi. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F. Kennedy Jr., melalui sebuah video pada acara penggalangan dana Gavi di Belgia, Rabu (25/6/2025).

Kennedu mengaku khawatir terhadap standar keamanan vaksin dan integritas ilmiah yang diterapkan oleh Gavi. Ia menuntut Gavi untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik jika ingin AS melanjutkan kontribusinya.

Gavi adalah aliansi kesehatan global yang terlibat dalam program imunisasi dunia. Organisasi ini telah membantu vaksinasi lebih dari 1,1 miliar anak sejak berdiri pada tahun 2000. Gavi telah membantah tuduhan Kennedy dan menyatakan bahwa operasional mereka selalu didasarkan pada rekomendasi para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Prabowo Sebut RI Sumbangkan 30 Juta Dolar AS untuk GAVI

1. Kennedy tuduh Gavi abaikan sains

https://x.com/POLITICOEurope/status/1937857050735677655

Kennedy menuding Gavi tidak memperlakukan berbagai isu krusial terkait keamanan vaksin dengan serius. Ia juga mengkritik dan mempertanyakan sejumlah rekomendasi Gavi, termasuk anjuran pemberian vaksin Covid-19 kepada wanita hamil.

Lebih lanjut, Kennedy mengklaim bahwa aliansi tersebut telah mengabaikan bukti-bukti ilmiah yang bertentangan dengan paradigmanya. Gavi bersama WHO juga dituduh telah bekerja sama untuk membungkam suara-suara kritis selama masa pandemi COVID-19. Kennedy menuntut agar aliansi tersebut mengubah pendekatannya terhadap sains dan transparansi.

“Ketika sains tidak nyaman, Gavi mengabaikan sains. Saya menyerukan kepada Gavi hari ini untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik dan mempertanggungjawabkan 8 miliar dolar AS yang telah disediakan Amerika sejak tahun 2001. Sampai itu terjadi, Amerika Serikat tidak akan memberikan kontribusi lebih lanjut kepada Gavi,” kata Kennedy, dilansir

Politico

.

Keputusan ini sejalan dengan rekam jejak Kennedy yang dikenal sebagai seorang skeptis vaksin. Sebelumnya, ia telah memecat seluruh penasihat vaksin di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan menggantinya dengan orang-orang pilihannya sendiri.

2. Gavi membantah tuduhan Kennedy

https://x.com/dcexaminer/status/1938084824150847923

Menanggapi tuduhan tersebut, Gavi merilis pernyataan resmi yang menolak klaim AS. Pihak aliansi menegaskan bahwa semua keputusan terkait program vaksinnya dibuat selaras dengan rekomendasi dari Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) WHO.

Organisasi tersebut juga menyoroti rekam jejaknya selama lebih dari dua dekade. Program-program Gavi diperkirakan telah berhasil menyelamatkan sekitar 20 juta nyawa dan membantu mengurangi lebih dari separuh angka kematian anak di negara-negara yang didukungnya. Beberapa kelompok advokasi mendukung Gavi, salah satunya adalah Public Citizen yang menilai klaim dari Kennedy tidak berdasar.

“Klaim Kennedy bahwa Gavi mengabaikan sains sepenuhnya salah. Rekomendasi Gavi didasarkan pada bukti global dan ditinjau oleh para ahli independen. Sarannya (Kennedy) yang justru memicu disinformasi yang telah menyebabkan wabah campak mematikan dan kemunculan kembali penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin, termasuk polio,” tulis Public Citizen dalam sebuah pernyataan, dikutip dari

Al Jazeera

.

Penghentian dana ini terjadi saat Gavi sedang berupaya menggalang dana sebesar 9 miliar dolar AS (sekitar Rp146 triliun) untuk periode 2026–2030. AS sendiri merupakan salah satu donor terbesar Gavi, dengan total kontribusi mencapai hampir 8 miliar dolar AS (sekitar Rp129 triliun) sejak tahun 2001.

GAVI: Masih Banyak Negara Tidak Mendapat Vaksin

3. Para ahli khawatir pemotongan dana akan berdampak negatif

https://x.com/SecKennedy/status/1937986463510982869

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump memang telah mengisyaratkan rencana pemotongan dana tahunan untuk Gavi. Pemotongan yang direncanakan saat itu berkisar 300 juta dolar AS (sekitar Rp4,8 triliun) per tahun sebagai bagian dari peninjauan ulang bantuan internasional. Pakar kesehatan global memperingatkan bahwa kebijakan AS ini dapat berdampak serius bagi kesehatan dunia.

“Kebijakan ini dapat mengakibatkan pengurangan jumlah vaksin yang diperkenalkan ke banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kita akan melihat pengurangan skala dari beberapa kampanye vaksinasi campak dan rubela serta beberapa respons terhadap wabah penyakit yang didukung Gavi,” kata Dr. William Moss, seorang profesor epidemiologi di Johns Hopkins University, dilansir

NPR

.

Janeen Madan Keller dari Center for Global Development menilai keputusan ini dapat memicu peningkatan penyakit serta kematian yang seharusnya dapat dicegah. Para ahli khawatir penurunan angka vaksinasi pada akhirnya dapat menjadi ancaman bagi semua negara.

Di tengah mundurnya AS, donor besar lainnya seperti Bill & Melinda Gates Foundation justru meningkatkan komitmen mereka dengan janji bantuan baru senilai 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp25,9 triliun). Sementara itu, calon Direktur CDC yang baru, Susan Monarez, menyatakan akan meninjau kembali keputusan tersebut dan mengakui bahwa kesiapan program kesehatan global merupakan aktivitas vital bagi AS.

[EKSKLUSIF] Ketua Dewan Gavi Bicara soal Pemborosan Vaksin COVID-19


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *