DaerahNews

AKD Kab. Sumenep, Akhirnya Klarifikasi tentang Studi Banding Kades ke Bandung Demi Kondusifitas Kab. Sumenep


Foto kiri : H. Miskun Legiyono ( Kades Pangarangan sekaligus Ketua AKD. Kab. Sumenep )

SUMENEP, Awas.com||Program studi banding untuk Peningkatan Kapasitas Kades se – Kabupaten Sumenep telah sukses dan lancar dilaksanakan. Para Kades pulang dengan membawa segudang harapan dan impian untuk memajukan masing – masing desanya.

Diketahui sebelumnya kegiatan itu banyak menuai pro dan kontra di kalangan elemen masyarakat, dengan berbagai asumsi sesuai analisa dan kajian yang berbeda – beda.

Hal itu tentunya mendorong media Awas untuk mendapatkan keterangan dari Ketua AKD Sumenep agar publik memahami secara deteil akan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Sumenep H. Miskun Legiyono saat dijumpai oleh media Awas disuatu tempat sekira pukul 16.00 WIB membeikan keterangan terkait Benchmark atau Studi Banding yang telah dilaksanakan sejak tanggal 26 – 29 Juli 2024 di Kota Bandung, Jawa Barat. Rabu, (31/07/2024)

Ia menuturkan dengan detail bahwa sebelum meminta persetuajuan Bupati Sumenep, AKD mengundang Camat dan DPMD untuk menyampaikan hasil musyawarah dengan koordinator AKD Kecamatan se – Kabupaten Sumenep.

  • ” Kegiatan Studi Banding adalah murni inisiasi AKD setelah sebelumnya dilakukan musyawarah. Saya mengajukan surat kepada Bapak Bupati, setelah itu barulah DPMD melayangkan Surat Edaran ke masing – masing Kades se – Kabupaten Sumenep,” tegasnya.

Mengenai uang yang Rp. 7,5 juta dirinya  membantah dan menolak keras bila dikatakan sebagai uang sumbangan yang disetor ke AKD atau DPMD sebab hal itu tidak benar.

  • Uang 7,5 juta itu adalah uang transportasi Kades sendiri dan langsung diserahkan ke pihak agen travel, bukan kepada saya atau DPMD, ” tegas Ketua AKD yang terlihat wibawa.

H. Miskun legioyono yang dipercaya sebagai Ketua AKD Kab. Sumenep sekaligus Ketua Paguyuban AKD se – Jawa Timur menegaskan tidak benar kalau ada kepala desa diwajibkan harus ikut dalam program kegiatan yang diagendakan. Bagi yang tidak bisa ikut karena sakit atau ada kepentingan lain diperbolehkan untuk diwakilkan kepada Sekdesnya atau perangkatnya.

  • ” Kepala desa yang mau ikut diarahkan untuk mengumpulkan KTP-nya guna didaftarkan ke Agen Travel juga untuk pemesanan kostumnya, ” ungkap Ketua AKD dengan sikap yang penuh tanggung jawab.

Ditanya, kenapa kok ke Bandung…?

  • ” Karena Kota Bandung ada desa yang kemajuan desanya berhasil mendapat nilai nomer 1 tingkat nasional bahkan nomer tiga tingkat internasional akan keberhasilannya. Kemudian ada berbagai desa yang berhasil membangun BUMdesnya yang disesuaikan dengan potensi yang ada.” terangnya.

Tujuan utama program kegiatan Benchmark yang murni inisiasi AKD Kab. Sumenep adalah untuk belajar dan menggali sebanyak mungkin pembelajaran dari kota Bandung yang memiliki desa dengan keberhasilannya di tingkat nasional dan international.

  • ” Sehingga bisa menjadi ilmu pengetahuan dan wawasan yang menjadi bekal bagi para Kades baik dari teori studi yang dipaparkan oleh pihak Kemendagri dan Kemendes di guna menginspirasikan kemajuan desanya yang disesuaikan dengan potensi desanya masing – masing, baik kondisi alamnya maupun lokasi strategis desanya, mengingat setiap desa memiliki potensi desa yang berbeda – beda, jadi bukan untuk kepentingan saya pribadi selaku AKD Kabupaten ataupun tendensi politik, ” pungkasnya.

[ Edior/ Mul ]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *