Program PELITA KBB: Upaya Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sampah
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah mempersiapkan sebuah program unggulan untuk memastikan keberlanjutan edukasi gerakan pilah sampah dari sumbernya. Program ini dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, setelah masa pendampingan PPAM ISWMP di KBB berakhir pada awal Oktober 2025.
Salah satu inisiatif utama adalah Pusat Edukasi Lingkungan Terpadu (PELITA), yang bertujuan memberikan edukasi dan menangani sampah di lingkungan perkantoran Pemda KBB. Program ini akan direplikasi ke wilayah permukiman. PELITA disampaikan oleh Wakil Bupati KBB, Asep Ismail, dalam Rapat Nasional Pengelolaan Sampah Juni 2025. Selanjutnya, program ini diperkuat oleh Kepala Dinas DLH KBB, Ibrahim Ajie, dalam Workshop Exit Strategy PPAM ISWMP di Jakarta pada awal Oktober 2025.
Untuk mendukung pelaksanaan PELITA, DLH juga mempersiapkan dua program pendukung, yaitu 1 Desa 1 Bank Sampah dan Revitalisasi TPS3R. Kedua program ini bertujuan menciptakan ekonomi sirkular yang mampu menjamin keberlanjutan program serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kolaborasi antar pihak menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah.
Dua agenda besar ini saling memperkuat Gerakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Tujuannya adalah mengurangi timbulan sampah di TPS3R maupun TPST, sekaligus mengurangi beban TPA Sarimukti yang sudah over capacity. Dalam konteks ini, Duta Pilah Sampah (DPS) dapat menjadi role model yang siap direplikasi.
Beberapa waktu terakhir, DPS Desa Cikahuripan berhasil memicu gerakan pilah sampah di RW 06 dan RW 07. Hasilnya, hampir 55% warga sukarela melakukan pemilahan sampah di rumah. Keberhasilan ini semakin diperkuat dengan peran aktif DPS Cikahuripan sebagai motor penggerak World Cleanup Day 2025.
Masa pendampingan PPAM berhasil membangun kolaborasi dengan dua pihak utama, yaitu Sanitarian PKM Jayagiri (Dinas Kesehatan KBB) untuk melakukan Pemicuan di dua RW replikasi, dan Saung Magot KBB untuk uji coba budi daya magot.
Perwakilan National Program Management Consultant (NPMC), Nia Kaniawati, menekankan pentingnya melanjutkan hasil pemicuan pilah sampah dan budi daya magot. Meskipun hasilnya belum maksimal, dampaknya sudah mulai terlihat. Ia menambahkan bahwa dukungan berupa pengadaan tempat sampah organik dapat menjadi stimulan agar warga tetap memilah sampah dari sumbernya.










