Tusukan Dendam dari Belakang telah Merenggut Kebebasan dan Martabat Seorang Jurnalis
SUMENEP-Mediaawas.com|Di bawah langit biru Sumenep, saya ingin menulis goresan yang ada dalam hati dimana ombak memecah bibir pantai, sebuah kisah kelam tengah terurai. Seorang jurnalis, R.M. Hendra, yang selama ini dikenal sebagai suara kebenaran, kini terjerat dalam pusaran fitnah yang keji. Tusukan dari belakang telah merobohkannya, namun semangat juangnya tak pernah padam.
Kota keris dengan segala keindahan pantainya dan kerumitan politiknya, menjadi panggung bagi sebuah drama yang menyayat hati. Hendra, wartawan senior yang dikenal akan integritasnya, mendadak terjerat dalam pusaran fitnah yang keji. Tuduhan pemerasan yang mengguncang kota ini ternyata hanyalah bagian kecil dari sebuah konspirasi yang jauh lebih rumit.
Dimas, teman lama yang dulu kerap berdiskusi panjang tentang idealisme jurnalistik, kini berdiri di sisi yang berlawanan. Ambisi kekuasaan telah membutakan matanya. Ia melihat Hendra sebagai penghalang terbesar dalam meraih mimpinya menjadi penguasa di Sumenep. Dengan licik, Dimas merancang sebuah skenario yang akan menjatuhkan Temannya karena sudah tak ada cara lain untuk menumbangkan Hendra.
Hendra, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap pemerintah daerah, ternyata menyimpan rahasia kelam masa lalunya. Ia pernah membongkar sebuah kasus korupsi besar yang melibatkan tokoh penting di Sumenep. Akibatnya, ia menjadi target ancaman dan intimidasi. Namun, Hendra tetap teguh pada pendiriannya, meski harus mengorbankan ketenangan hidupnya.
Ketika tuduhan pemerasan itu mencuat, Hendra merasa seperti sedang jatuh ke dalam jurang yang dalam. Nama baiknya tercemar, keluarganya tertekan, dan karirnya hancur berkeping-keping. Namun, ditengah kepedihan yang dialaminya, Hendra tetap diam dan berusaha untuk mencari tahu siapa dalang di balik semua ini.
Sementara itu, Dimas menikmati manisnya kemenangan. Popularitasnya sebagai aktivis anti-korupsi semakin meningkat dan bangga dengan cara liciknya. Ia merasa kuat didepan teman temannya karena telah menyingkirkan saingannya dan semakin dekat dengan tujuannya.
Namun, di balik senyum kemenangannya, tersimpan rasa bersalah yang mendalam. Ia mulai dihantui oleh bayang-bayang masa lalu teman yang sudah ia Zalimi yang pernah ia ajak ngopi sambil diskusi untuk memecahkan rahasia alam.
Seiring berjalannya waktu, kebenaran mulai terungkap sedikit demi sedikit. Seorang saksi mata muncul dan memberikan kesaksian yang mengungkap kebohongan Dimas. Bukti-bukti baru juga ditemukan yang menunjukkan bahwa tuduhan pemerasan itu hanyalah rekayasa yang dibuat untuk menjatuhkan saingannya yang selalu bertolak belakang.
Namun, untuk membersihkan namanya, Hendra harus menghadapi perjuangan yang panjang dan melelahkan. Ia harus melawan kekuatan-kekuatan besar yang ingin menjaganya tetap terjatuh. Dalam perjalanannya, Hendra menemukan kembali arti persahabatan, kekuatan cinta keluarga, dan pentingnya mempertahankan kebenaran.
Keadilan mungkin tertunda, namun tak pernah hilang. Dimas, sang pengkhianat, akan menuai apa yang telah ia semai. Hendra, dengan kekuatan spiritualnya, akan membuktikan bahwa kebenaran akan selalu menang.
Penulis : Mulyadi