RSUD dr. Iskak Tulungagung Hemat Anggaran Belanja Miliaran Rupiah
RSUD dr. Iskak Tulungagung melalui berbagai terobosan dilakukan guna inovasi dalam hal pelayanan medis dan nonmedis yang dikreasikan melalui tiga kali penyelenggaraan Festival Kaizen telah berkontribusi dalam hal penghematan belanja anggaran hingga miliaran rupiah.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Pelatih Festival Kaizen ke-3 RSUD dr Iskak, Kabib Abdullah, A.Md. SKM saat acara penutupan sekaligus pengumuman pemenang The 3rd Kaizen Festival RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jumat, 7 Mei 2021.
“Terakhir dari penyelenggaraan Festival Kaizen ke-3 ini kami bisa menghemat Rp 2 miliar, ini belum hal-hal lain yang tidak diukur oleh uang, seperti keselamatan dan kenyamanan pelayanan rumah sakit dan sebagainya,” kata Kabib dalam acara penutupan yang disiarkan secara daring via kanal youtube, facebook dan instagram tersebut.
Kabib mengatakan hasil Festival Kaizen dari tahun ke tahun menunjukkan keberhasilan secara kualitas dari inovasi masing-masing peserta. Anggaran yang bisa dihemat dari Festival Kaizen ke-1 yang diselenggarakan pada 2018 diestimasi mencapai Rp 500 juta.
Kemudian pada Festival Kaizen ke-2 pada 2019, anggaran belanja yang berhasil diefisiensi semakin besar menjadi Rp 1,5 miliar lebih, dan terakhir pada Festival Kaizen ke-3 yang diikuti 54 tim pada kurun 2020-2021 kembali naik sekitar 35 persen, dengan memangkas budget anggaran belanja sekitar Rp 2 miliar. Festival Kaizen telah menjadi tradisi yang rutin diselenggarakan RSUD dr Iskak setiap tahunnya.
Dalam festival ini, setiap peserta atau instalasi diharuskan mencari dan menemukan permasalahan yang ada di lingkungan kerja/tugas dinasnya. Setelah permasalahan/kendala penatalaksanaan layanan terpetakan, peserta wajib mencari solusi kongkretnya.
Rangkaian proses pemetaan persoalan, penyusunan proposal penelitian hingga studi analisa serta presentasi akhir semua dibimbing oleh pelatih yang sudah terlatih dan berpengalaman, yang ditunjuk oleh manajemen RSUD dr. Iskak.
Setelah ada inovasi, maka muncul ide dengan pencatatan dibantu teknologi. Perubahan pola penatalaksanaan layanan medis/nonmedis yang bersifat keadministrasian ini tentu menghemat anggaran belanja di pos instalasi tersebut.
Jika sebelumnya ada plafon anggaran belanja untuk pembelian ATK (alat tulis kantor), dengan memanfaatkan teknologi digital seperti google spreadsheet maka pos belanja ATK bisa dihentikan atau tidak diperlukan lagi.
Penyelenggaraan rangkaian The 3rd Kaizen Festival telah dimulai sejak triwulan akhir 2019.
Ajang adu inovasi antar unit layanan medis dan nonmedis tersebut diikuti 54 tim peserta dari 54 unit kerja/instalasi/ruang pelayanan itu memasuki babak akhir pada Maret 2021.
Pada babak final inilah para kaizen warrior yang ditunjuk unit kerja/instalasi/ruang pelayanan mempresentasikan hasil terobosan dan inovasinya di hadapan tim juri atau master coach. Di tahap ini, setiap karya inovasi dikritisi, dinilai dan dievaluasi oleh master coach.
Terlepas menang atau kalah dalam Festival Kaizen, semua produk inovasi yang dihasilkan peserta wajib diterapkan di masing-masing instalasi atau unit ruangan sehingga membawa perubahan dalam penatalaksanaan layanan medis ataupun nonmedis.
Juri yang bertugas untuk Festival Kaizen yang ke-3 ini ada empat orang. Mereka adalah dr. Zuhrotul Aini, Sp.A, dr. Yustifa Efi, Sp.PA, Ida Sriyani, S.Kep. Ners., M.Kes, dan Agus Wahyudi, S. Kep. Ners.
Moch Yasin S. Kep. Ners, pembimbing regu kaizen juara 1, Irna Flamboyan, mengaku sangat bangga dengan tim yang didampinginya. Menurutnya, ide inovasi yang diusung IRNA Flamboyan memang brilian dan menjadi isu yang kerap terjadi dalam keseluruhan proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Terlebih sejak era pandemi, Irna Flamboyan difungsikan sebagai ruang rawat untuk pasien COVID-19.
Larangan bagi keluarga ataupun kerabat untuk berjaga atau bahkan sekedar membesuk pasien secara langsung karena alasan risiko penularan, telah memunculkan problem dimana media komunikasi antara petugas dengan keluarga pasien seringkali terkendala dan tidak optimal.
”Ide untuk Festival Kaizen ini muncul di lapangan. Terutama petugas sangat kesulitan menghubungi keluarga pasien untuk prosedur perawatan,” paparnya. Selama ini, upaya interaksi aktif dengan keluarga pasien sebenarnya sudah dilakukan melalui humas. Namun hal itu dirasa belum optimal sehingga dibuatlah aplikasi agar tersambung dengan keluarga pasien.
Nama inovasinya Hotman Paris. Kependekan dari, hotline komunikasi, informasi, pendidikan kesehatan di ruang isolasi COVID-19. Dengan inovasi ini, informasi yang disampaikan seperti hasil tes usap PCR (Polymerache Chain Reaction) jika sudah negatif, bisa segera diberitahukan kepada keluarga pasien secara real time. “Dengan inovasi ini petugas tinggal ngeklik tombol saja dan informasi sudah akan sampai ke keluarga pasien,” tutupnya.
Berikut ini daftar pemenang Festival Kaizen ketiga yang dibacakan langsung oleh Plt Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Iskak, dr Zuhrotul Aini Sp. A;
• Juara 1: Irna Flamboyan
Inovasi: HOTMAN PARIS. Kependekan dari hotline komunikasi, informasi, pendidikan kesehatan di ruang isolasi COVID-19
• Juara 2: Instalasi Farmasi
Inovasi: PERMEN KARET MOLOR. Sebuah inovasi dimana petugas/apoteker menjamin efisiensi obat dengan media online google form dalam rangka pengelolaan obat injeksi di Instalasi Farmasi
• Juara 3: Bagian Perencanaan
Inovasi: KLEPON. Kependekan dari Kerja Lebih Efisien dengan Perencanaaan Online
• Juara Harapan 1 : Instalasi Gizi
Inovasi: DEK BAKRI. Kartu Stok Makanan Kering.
• Juara Harapan 2 : IBS (Instalasi Bedah Sentral)
Inovasi: PENTOL MATI VERSI 2. Pendaftaran Operasi Online Terkini di IBS.
• Juara Harapan 3 : Instalasi CSSD (Central Sterile Supply Department) dan Laundry
Inovasi: KOTIM. Yakni tentang kotak pesan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas, keamanan, dan kepuasan pasien dalam pelayanan sterilisasi.(ari)