Satgas: COVID-19 di Bali Turun, Bisa Jadi Modal Buka Pariwisata
Denpasar – Awas | Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Provinsi Bali mengklaim kasus Corona di Pulau Dewata sudah menurun berdasarkan berbagai indikator. Hal ini dinilai menjadi modal besar dalam pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada akhir Juli mendatang.
“Di Bali sudah kita turunkan terus dengan menggunakan berbagai indikator, COVID-19 di Bali sudah turun. Ini sebenarnya sudah menjadi modal untuk bisa meyakinkan dunia luar, bahwa pengendalian COVID-19 di Bali ini cukup baik,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra di Grand Inna Bali Beach, Sanur Kaja, Denpasar, Kamis (17/6/2021).
Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali pada Rabu (16/7/2021), terdapat pertambahan kasus COVID-19 sebanyak 67 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 54 orang terjangkit melalui transmisi lokal, 11 pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dan 2 orang pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Ada juga pasien sembuh sebanyak 24 orang.
Sementara itu, jumlah kasus secara akumulatif di Bali mencapai 47.924 orang, sembuh 45.937 orang (95,85 persen), dan meninggal dunia 1.527 orang (3,19 persen). Kasus aktif per hari kemarin menjadi 460 orang (0,96 persen).
Menurut Dewa Indra, pembukaan pariwisata Bali sangat diperlukan karena kepentingan untuk memulihkan ekonomi sudah sangat mendesak. Namun di sisi lain kasus COVID-19 masih terus terjadi. Karena itu, angka kasus yang rendah dinilai dapat menjadi modal dalam pembukaan wisman.
Selain kasus COVID-19 yang sudah menurun, progres vaksinasi di Bali juga cukup baik. Sejauh ini, Bali menempati persentase tertinggi di Indonesia jika dibandingkan dengan daerah lain.
Meski sudah dinobatkan jadi provinsi yang tercepat, program vaksinasi harus terus diperluas sesuai dengan arahan Gubernur Bali Wayan Koster. Hal ini juga bagian dari upaya mengendalikan COVID-19.
“Dengan vaksinasi yang semakin luas, maka COVID-19 akan terkendali. Dengan vaksinasi yang semakin luas, akan membentuk kepercayaan internasional bahwa di Bali aman. Apalagi kita sudah membentuk zona-zona hijau,” terang Dewa Indra.
Namun menurut Dewa Indra, yang menjadi tantangan saat ini adalah meningkatkan disiplin terhadap protokol kesehatan (prokes). Jika prokes bisa dilakukan dengan baik, dunia internasional dipastikan akan percaya terhadap Bali.
“Bahwa di daerah lain di Indonesia COVID-19-nya masih tinggi, pada umumnya dunia luar akan melihat Bali-nya. Karena memang dia mau di Bali,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali itu. (Gb/Rs)*